Sabtu.
Pagi ini sangat istimewa menurutku karena aku akan berkunjung ke rumah Dean.
Rumah Dean sama bagusnya dengan rumahku. Di depannya ada kolam ikan dan tumbuhan
hijau dengan ayunan 2 kursi yang terpajang dan terlihat dari luar. Sebuah pagar
bewarna emas yang sangat tinggi dan penuh dengan likak-likuk besi dan membentuk
sebuah bunga membuat aksen yang glamour.
Pembantu Dean membukakan pagar dan mempersilahkan aku masuk bersama Mama.
Di dalamnya aku menaiki pagar yang
menuju ruang tamu. Memang rumahnya sangat tinggi menjulang tetapi tidak
terlihat menyeramkan. Saat masuk dalam hati aku memuji arsitek yang mendesain rumah Dean. Pada akhirnya aku
melihat Dean lalu berbicara bersama Mama aku menunggunya di tempat lain. Pembicaraan
itu cepat dan Mamaku langsung pulang dan meninggalkan aku di rumah Dean.
Rencananya aku menginap di rumah Dean. Orang tua Dean masih belum pulang dari
urusannya. Tinggal aku dan Dean juga pembantunya.
“Lama ya nunggunya??” kata
Dean. “Ehm… enggak kok.” jawabku sambil meringis. “Akhirnya kamu ke rumah juga.
Katanya sekolahmu ingin ngadain acara
ya?” tanya Dean dengan menggerak-gerakan jarinya. “Lho! Kamu kok tau. Iya sih
ada acara. Ngomong-ngomong Jum’at depan aku ingin ngajak kamu pergi ke acara
itu bisa, kan ?”ajaku.
“Jum’at depan. Bisa enggak ya?” kata
Dean yang mencoba membua lelucon. “Ayo dong, please!” sahutku dengan penuh harap. “Ehm….” sambil mengernyitkan dahinya.
“Ok. Aku jemput ke rumahmu. Ayo kita main musik!” ajak Dean lalu menarik
tanganku. Aku yang kaget melihat tanganku digenggam lalu menatap tanganku dan
Dean melihatnya pula. Lalu tatapan kami beradu hingga aku melepas genggaman
itu. “Ayo!” kataku mengajak Dean ke ruang musiknya.
Ruang musik itu sangat luas dan nyaman. Bermacam-macam
alat music dipamerkan di sana .
Dean lalu menuju ke kursi yang ada gitarnya. Lalu aku disuruh mengambil mic dan
mulai bernyanyi. Suaraku yang pas-pasan sedikit malu untuk bernyanyi bersama
Dean. Hingga pada akhirnya Dean menentukan lagu untuk kunyanyikan. Dean memilih
lagu Kekasihku dari Princess. Lagu itu memang terdengar asing dan baru bagiku.
Untungnya Dean menuntunku.
Aku merasa bahagia tlah temukan
dirimu kasih….
Disaat aku merasakan kesepian yang sungguh mendalam….
……..
Lagu itu dibuat akustik dan mengalun sangat indah. Suara
Dean yang menuntunku mengalun dengan sempurna. Walaupun suaraku menjadi
perusaknya. Tetapi Dean menutupinya, lagu itu mempunyai makna yang membuat
jantungku berdebar-debar dan dag-dig-dug. Liriknya sangat dalam. Awalnya aku
sudah melihat video clip lagu itu di laptop Caca tetapi masih saja lagu itu
sangat asing.
“Begitu lagunya. Bagus
kan?” kata Dean. “Iya, tetapi suaraku tidak mendukung lagu itu. Jadi kurang
cocok untuk didengar masih lebih bagus kamu. Ngomong-ngomong haus banget!”
ucapku lalu pergi menuju meja yang tersedia minuman dekat drum. Tiba-tiba Dean
menarik lenganku dan mencegahku pergi. Kilatan tatapan matanya sangat dingin
dan menyenangkan yang akan membuatmu nge-fly
akibat kecanduan narkoba.
“Tunggu dulu Min.” katanya yang
masih menggenggam erat tanganku. “Ada apa?” tanyaku dengan penuh kasih sayang.
“Duduk dulu. Aku akan menceritakan sesuatu.” ucap Dean dan aku hanya
menganggukan kepala. “Aku mengajakmu ke rumahku karena aku ingin menyanyikan
lagu tadi buat kamu. Liriknya sama seperti yang kurasakan selama ini. Aku merasa kesepian lalu aku bertemu denganmu di acara
makan malam urusan kerja orang tua kita. Kemudian kita bertemu lagi di acara
ulang tahunmu yang sangat meriah dan penuh canda tawa teman-temanmu yang
membuatku semakin bahagia hidup di dunia. Dan satu lagi aku merasakan ada sebuah guncangan di
dalamnya. Entahlah. Peristiwa itu membuatku takut, senang, salting, dan banyak perasaaan yang bergejolak di dalamnya terutama
saat aku menginap di rumahmu. Benar-benar membuatku hidup kembali dari sebuah
tekanan yang amat dalam. Susah untuk diungkapkan.” kata Dean panjang lebar. Aku
yang mendengar perasaan Dean, “Dup” jantung langsung terkena tekanan seorang
raksasa. Sangat indah pengalaman itu memang. Ternyata Dean juga merasakan apa
yang kurasakan. Aku dengannya terdiam beberapa menit. Lalu aku berkata, “Aku
ambil minum dulu.”. Dean mencegahku kembali dan tatapan kami beradu kembali dan
kali ini sangat panjang, dalam, dan WOW!.
“Kamu tidak boleh pergi sedekat pun
tanpa aku!” ucap Dean lalu memeluku dan menyandarkanku di dadanya. “Apa maksud
semua ini?” tanyaku yang masih didorong Dean untuk berada sangat dekat
dengannya. “I love you Jasmine, aku
tidak tahu maksud semua ini tapi kali ini aku benar-benar fallin in love. Kamu tetap
jadi melati di hatiku. Kamu mau kan?” kata Dean lalu melepaskanku. Aku yang
kaget langsung mendadak menjadi tokoh kartun yang sangat bodoh, kikuk, dan
bingung. Aku hanya tergagap, “Hah?? Aku enggak mudeng!”. “Jasmine, kamu pasti juga merasakan itu. Tetapi kali ini aku
ingin. Woud you be my
girlfriend?” jawab Dean. “Girlfriend? Pacar?” kataku. Dean
masih diam dan harap-harap cemas. Segera kutentukan jawabanku. “Yes, my boyfriend.”
Dean tersenyum padaku dan mengambil
minuman. Saat aku minum aku masih tidak percaya soal aku punya boyfriend dan Dean menjadi my first love. Aku tidak menyangka. Aku
sangat senang dan ingin memeluk Dean sangat erat tetapi aku tahu sebuah
hubungan pasti ada batasannya. Dan hal itu membuatku semakin percaya betapa
indahnya cinta itu. Terutama dari Dean.
Matahari telah berganti bulan. Kali
ini aku membawa rok dan Dean yang melihatku menggunakannya ia ingin mengajaku
untuk berdansa. Tempat dansa itu di kolam renang. Yang membuatku teringat
betapa malunya aku dan Dean saat tercebur bersama saat ulang tahunku kemarin. Dean
mulai menyalakan musiknya. Ia memilih alunan lagu Cristina Perri-A Thousand
Years. Sangat romantis sebagai pasangan baru. Apalagi cinta pertamaku ada di
hatinya.
Semakin sering beraktifitas tidak
terasa waku sangat cepat dan aku harus kembali ke kamar. Sama halnya dengan
Dean. Tetapi herannya sampai larut mala mini orang tua Dean tidak pulang yang
membuatku semakin tidak enak. Untungnya para pembantu Dean sudah tidur lebih
dulu dan membiarkan kami menikmati indahnya malam dan cinta kami yang bersemi.
Esoknya aku pulang dijemput Papa dan
ku lihat orang tua Dean sudah pulang semua. Tak lupa Dean memberi ku pesan di
handphoneku. Hati-hati ya di jalan. Jangan
lupa Jum’at dandan yang cantik!. Pesan yang membuatku tersenyum akan
kehadiran Dean di hidupku. Dan di kepalaku hanya ada Dean, Dean dan Dean. Hari
bergulir begitu cepatnya dan trending
topic di kelas hanya aku. Dan itu sampai terdengar di pelosok
sekolah-sekolah. Trending topic world
wide beritanya soal aku, sangat mengejutkan. Dan semua temanku setuju aku
membawa Dean ke acara sekolah. Acara sekolah yang aku datangi bersama Dean
adalah pesta dansa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar