Senin, 14 Mei 2012

"13 Angels Meet 3 Man" (Part 3)

Part 3

11 malaikat itu terus melanjutkan perjalananannya hingga pada akhirnya mereka melewati masjid. Karena mereka ingin beristirahat dan ada malaikat menunggu seseorang keluar dari masjid. Dialah Vita dan Titi. Salah satu laki-laki dari masjid menuruni tangga. Segera Vita menanyainya. Karena Vita adalah anak yang ramah dan mudah bergaul tanganya menjulur kea rah laki-laki itu. “Hei namaku Vita”. “Ma’af bukan mukhrim!” jawab lelaki itu. Gila banget tuh orang! Fanatik banget. Di Negeri Khalayan juga ada agama. Padahal kan berjabat tangan itu  baik.
Titi yang disebrang sudah bercakap-cakap dengan lelaki itu dan berkenalan pula. Akhirnya Titi dan Vita kembali menemui 11 saudaranya. Titi menceritakan penginapan yang ada di sana namun Vita sejak tadi hanya diam dan tidak bersemangat. “Kenapa Vit?” tanya Dinda. “Eh tau enggak sih… aku itu sebel banget sama cowok yang dari masjid itu.” jawabnya dengan malas. “Kok bisa?” tanya Ducha. “Udahlah nanti aku certain lagi.” Kata Vita lalu kembali memperhatikan Ratna yang mulai mengkomando saudara-saudaranya.
Di penginapan Vita bercerita kepada Dinda, Adel, Ducha, Ratna dan Novti soal ketidak nyamanan dia dalam berhadapan dengan cowok di masjid tadi.  “Denger-denger namanya Aji tuh orang.” ungkap Adel. “Pantesan alimmmmm banget tuh orang.” jawab Vita. Mereka lalu bercanda-canda hingga pada akhirnya mereka berebut ke kamar mandi penginapan. Karena di kamar hanya ada satu kamar mandi. Oleh sebab itu Vita mengalah untuk masuk ke kamar mandi umum penginapan.
Setelah dari kamar mandi Vita terburu-buru untuk segera kembali ke kamarnya karena ada Ratna yang mengunjunginya. Hingga pada akhirnya Vita bertabrakan dengan Aji. “Astaghfirullahaladzim… Ya Allah lindungilah aku!” teriak Aji. “Aduh…. Kamu lagi… Pak Ustadz! Sial!” ucap Vita. “Masyaallah… ucapanmu benar-benar tak pantas. Apakah kamu tidak takut dengan Tuhan?” nasehat Aji. “Eh… kamu jangan asal ngomong soal aku… kata-kata itu pantas dan biasa aja emangnya kita diwajibkan bilang apa? Masyaa…. ampun?” bantah Vita dengan emosi yang memuncak. “Astagfirullahaladzim berikanlah perempuan ini ampunan dari dosanya dan masukanlah ke tempat yang terpuji Ya Allah…” kata Aji dengan setengah memohon lalu meninggalkan Vita dengan memberikan hormat.
“Kok akhir-akhir ini aku sial terus… selalu ketemu sama Pak Ustadz.” kata Vita. Lalu saat akan pergi Vita menemukan sapu tangan warna hijau lumut dan tertera nama Aji. Vita yang ragu-ragu akan mengembalikannya atau membiarkannya di tempat itu. Segera Vita berfikir cepat apa yang harus ia lakukan lalu terlintas bahwa ia akan mengambilnya.
“Hei Vit!” sapa Ratna. “Udah lama Rat di sini?” tanya Vita sambil ngos-ngosan. “Enggak juga sih, Vit soalnya tadi juga main Uno sama anak-anak. Baru aja selesai waktu kamu ke sini!” jawab Ratna sambil tersenyum. “Yah… aku kok enggak ditunggui sama anak-anak?” kata Vita sambil memalingkan muka dan disambut tawa anak-anak lainnya yang mulai update status di twitter.
“Apa itu Vit?” tanya Resi. “O.. ini sapu tangan.” jawab Vita. “Sapu tangan dari siapa hayo??? Dari Aji ya???” canda Nindi disela- sela kesibukan dan disahut tawa anak lainnya.” Nindi!!!” teriak Vita sambil cubitan kecil ke Nindi. “Aduh… !” sahut Nindi dan diakhiri dengan perang bantal antara Nindi dan Vita. Karena hari sudah malam malaikat itu tidur dan bersiap-siap untuk travelling keesokan harinya.
Jam 02.00 Vita yang insomnia sedang menonton TV lalu, karena bosa Vita mulai jalan-jalan di penginapan tersebut. Saat itu di mushollah Vita melihat ada seseorang yang menggunakan kemeja putih. Karena rasa keinginan tahuan Vita yang besar akhirnya dia mengamati dan melihat Aji lagi yang sedang sembayang. Aji keluar. “Ngapain kamu di bangunan sana?” tanya Vita dengan dengan rasa penasaran. “Oh.. tad aku sholat malam.” jawab Aji dengan curiga. “Untuk apa kamu sholat malam. Biasanya waktu seperti kalian tidur?” kata Vita dengan senyuman sinisnya. “Aku tidak bisa tidur. Daripada aku menonton TV atau mendengarkan lagu lebih baik sholat saja. Sholat itu menenangkan hati kita dan ada manfaat keajaiban di setiap saat. Kenapa kamu enggak sholat juga daripada jalan-jalan?” tanya Aji. “Aku enggak tau soal agama.” jawab Vita sambil menyilangkan dada dan bersandar di tembok.
“Terus taunya apa?” tanya Aji dengan geleng-geleng kepala. “Taunya soal… lagu-lagu, film, acara remaja pokoknya yang gaul-gaul gitu.” jawab Vita sambil tertawa dan dibalas dengan senyuman Aji. Senyuman itu terasa hangat dan ramah.”Vit… kok bengong?” ucap Aji. “Huh?? Enggak apa-apa.”
“Ehem…. “ teriak Ratna dan Laras. “Kalian ngap..ngap..ngapain di sini?” tanya Vita dengan gugup. “Kita cuma lewat aja sekaligus nyari angin. AC di kamar mati.” sahut Ratna. “Aduh… sorry ya! Kita uda nganggu kalian untuk... Bye Vita nikmati malam ini!” ungkap Laras lalu meninggalkan Aji dan Vita bersama Ratna dengan larian kecil.
Esoknya….
“Eh.. kalian tahu enggak kemarin malam Vita ngobrol bareng lho sama Aji.” kata Ratna memulai obrolan pagi. “Iya mereka kelihatannya serasi banget dan mereka kelihatannya tidak seperti teman yang baru saja kenal.” sahut Laras lalu diikuti tepukan saudara lainnya. “Bukannya Aji itu orang yang dibenci Vita waktu datang ke sini?” tanya Ducha dengan serius. “Iya, mungkin mereka berubah pikiran dan akan menjadi pasangan nanti. “ jawab Adel dengan cengiran khasnya. Titi yang sudari tadi hanya diam saja tanpa disadari yang lain ia pergi ke luar.
“Hei! “ sapa Titi ke Aji. “Kamu tidak mengucapkan salam? Bukannya salam itu baik bagi kita sebagai muslim?” jawab Ajii dengan mengernyitkan dahi.  “Ya, aku tahu itu. Apa hubunganmu dengan Vita saudaraku?” ucap Titi dengan nada ketus. “Tidak ada apa-apa kita hanya berteman saja. Memang ada apa?” tanya Aji sedikit khawatir. “Tidak ada apa-apa aku hanya sedikit emosi saja. “ jawab Titi lalu meninggalkan Aji pergi dengan raut wajah yang tertekuk.
“Kenapa kamu Ti? Kok diam aja dari tadi?” tanya Ressi yang langsung duduk di sebelahnya. “Kamu ngrasa enggak ada hubungan special diantara Vita sama Aji?” ucap Titi sambil ragu-ragu. “O… mereka menurutku iya mereka ada hubungan special tapi kelihatannya tidak akan lama. Toh si Aji orangnya alim banget mana mungkin bisa?” jawab Ressi sambil membuka koran yang baru. “Sebtulnya aku sebel banget Res, kalau lihat mereka berduaan. Apalagi kata anak-anak yang lain mereka itu cocok banget.” curhat Titi. “Kamu jealous ya?” kata Ressi yang sembari menggoda Titi. “Ah… kamu Res!” ungkap Titi lalu meninggalkan Ressi. “Eh… anak ini langsung ninggal aja. Gitu aja marah!” kata Ressi lalu menyandarkan tubuhnya di kursi.
“Ayo siap-siap kita harus pergi melancong lagi!” perintah Ratna. “Rat… tambah 3 hari lagi dong…” sahutVita. “Cieh.. Vita pingin lama-lama ya sama Aji!”kata Nindi. “ambil aja tuh Aji. Bawa aja ke Negeri Khayalan sekalian.” sahut Titi dengan ketusnya. “Maksudmu apa? Ti?” tanya Vita yang mulai kehilangan kesabarannya. “Iya kan kalau kalian itu saling menicintai satu sama lai. Udah lah jangan ditutup-tutupi. Kita semua juga sudah tahu.” jawab Titi dengan memalinkan mukanya. “Aku dan Aji tidak ada hubungan sama sekali. Kau saja yang sensitive. Jangan-jangan kamu suka juga? Ambil aja sekalian ini sapu tangan kembaliin aja!” ucap Vita yang melemparkan sapu tangan itu ke Titi. “Uda..uda… masalah Aji aja direbutin udah kalian minta ma’af aja! Kayak anak kecil. Udah lah kalau kalian masih berantem kita tinggal kalian di sini. Lihat sebentar lagi bulan purnama muncul kita baru bertemu 2 lelaki dan itu sudah berpasangan dengan kakak dan adik kita. Sudahlah Titi dan Vita minta ma’af.” celoteh Ratna dengan sedikit pening di kepalanya untuk melerai saudaranya.
           
“Rat bukannya Aji itu orang yang terakhir kita temui? “ tanya Laras. “Entahlah.” jawab Ratna dengan frustasinya. “Tapi jika Aji memilih Vita atau Titi misi kita sudah selesai. Rat kita jangan pergi dari sini. Biarkan Aji memilih mereka, kita kembali saja ke Negeri Khayalan atau ada yang mau travelling? “ tanya Novti. “Aku mau travelling!” sahut Ducha dengan cerianya. “Ya sudah sekarang kalian di sini sampai Aji benar-benar memilih dianatar kalian. Tetapi jika ada yang tidak dipilih secepatnya hubungi aku atau para Dewi.” ungkap Ratna yang langsung meninggalkan Titi dan Vita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar