Comeback dengan cerita yang penuh ....
Aku
telah menemukan namanya dan juga nomor handphonenya. Dan hampir tanggal 14
February tiba, hari valentine. Hari valentine itu membuatku merasa sakit
sebetulnya bahkan saat aku menulis cerita ini sangat sakit dan sangat hancur.
Sehari sebelum valentine aku dan
teman-temanku ke rumah dan membuat coklat bersama. Aku berfikir untuk siapa
coklat ini diberikan lalu terlintas difikiranku bagaimana jika aku
memberikannya? Keesokan harinya aku pergi ke sekolah dengan rasa khawatir aku
menunggu sahabatku untuk memberikannya bersamaku di sebuah lorong madding
tetapi kenyataannya temanku terlambat ke sekolah dan coklat tersebut urung
diberikan. Namun, aku harus memberikannya karna kotak coklat tersebut aku beli
paksa sedikit ke temanku yang akan memberikan coklat ke kekasihnya sedangkan
aku? Rasanya sakit dan malu bukan, jika tidak memberikannya.
Aku ingin sekali memberikannya
tetapi apa daya, aku dan dia saja belum saling kenal. Lalu aku berfikir apa
yang akan ku lakukan? Aku bingung dan aku memutuskan menitipkan coklat itu ke
temanku yang kelasnya berdekatan dengan kelas “Si Abu-Abu”. Dan saat melewati lorong
dia tiba-tiba muncul bersama teman-temannya dia berada di baris depan aku lalu
mematung seketika tak mampu memberikannya. Kemudian aku memandangnya di lorong
melihatnya sedang melakukan pemanasan karena dia akan melakukan ujian praktek hari
itu. Kotak coklat itu masih digenggamanku.
Kotak coklatku ku letakan di atas
meja dengan perasaan kecewa dan salah satu temanku membuka dan mengambilnya
lalu dia berkata, “Eh.. sorry! Aku gak sengaja buka.”. “Kamu mau? Ambil aja toh
paling aku enggak juga ngasih.”. “Enggak usah, makasih.”. Sampai sekarang rasa
bersalah itu masih menjalari tubuhku yang menimbulkan penyesalan. Ku akui memberikan
coklat itu merupakan hal paling terbodoh sedunia. Walaupun lewat 2 perantara
yang memberikan entah mengapa aku sangat sangat menyesal dan merasa aku seperti
b*tch. Dan sampai sekarang aku tidak
tahu bagaimana nasib coklat itu di tangan-tangan mereka.
Memberikan coklat sperti yang aku
lakukan hanya membuatku aku terluka dari cara yang paling bodoh, takut
menanyakannya dan terlebih lagi cap “Agresif” perlu ditancapkan. Dan mulai
sejak itu aku membenci hari valentine hari yang membuatku semakin terluka dan
menyesal sampai sekarang. Aku tidak mau mengenal sejenisnya dan tidak akan
pernah mengenal makna valentine lagi. Aku benar-benar membencinya sangat
membencinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar