-Hai Readers. Ini project ke berapa ya? Itung aja sendiri. Ini cerpen ku. Ceritanya sedikit nyata sedikit imajinasi dan sedikit Alay. Hehehehe.. tapi alaynya professional.
-Oh ya aku mau ngucapin terima kasih buat anak Sepatula khususnya yang udah jadi inspirasi cerpenku ini. Juga para readers yang setia nungguin cerpen-cerpenku berikutnya. Kritik dan Saran atau komentar bisa ditampung di kolom komentar ya.. Trims...
-Oh satu lagi lupa perminta ma'afanku buat Shima, Rizki, Titi sama Yogi. Kalau ada kata-kata yang kurang berkenan ke hati kalian atau sifat kalian dalam tokoh atau apa. Atau idenya terlalu gila. Aku minta ma'af ya.. kalau kalian mau nambahin tinggal tulis di kolom komentar. Thanks All :)
Hari ini Shifa mendapat pelajaran
di kelas X-A di
“Eh tau enggak anak yang
namanya Adi?” tanya Shifa yang memulai pembicaraan di kelas. “Hah?? Adi?” jawab
Ellie yang kebingungan. “Kamu enggak tahu Adi? Kamu kemana aja selama 2 bulan ini? Dia teman sekelas
kita yang anak basket itu lho???” terang Shifa. “Oh, iya-iya yang rambutnya
potongan duren itu, yang katanya anak-anak cewek dia itu anak paling nyetil
dandanannya, jadi dia kelihatan modis dan keren.” kata Ellie panjang lebar. “Nah,
itu tahu!” sahut Shifa. “Ngomong-ngomong kenapa tanya Adi. Tumben nanya cowok!”
jawab Ellie. “Emangnya gue enggak pernah cerita cowok? Adi itu keren ya!” kata
Shifa. “Iya, eh kamu suka ya sama dia??? Oh oh oh jangan.. jangan…Hayo… ngaku
suka ya!” serang Ellie kepada Shifa. “Aa… enggak, aku cuma nge fans
aja sama dia. Sudah pasti kalau sekeren dia, setalented dia pasti sudah punya
gebetan.” kata Shifa sambil mengeluarkan ekspresi malu-malu sehingga pipinya
berubah menjadi warna kepiting rebus. Dan
mereka tertawa bersama. “Tapi setelah nge fans pasti kamu jadi suka sama dia.” Kata
Elie. Dan Shifa menjawab secepat kilat “Kita lihat nanti”.
Hari terus berjalan hingga semua
murid kelas X-A saling mengenal satu sama lain. Dan Pak Justin sebagai wali
kelas melakukan rolling agar meningkatkan kekompakan kelas. Hingga hubungan antara Shifa dan Ellie hampir putus. Namun
mereka mencari cara agar hubungan itu dapat berjalan seperti dahulu. Shifa yang
tadinya duduk di sebelah Ellie sekarang ia duduk di sebelah Rian. Cowok yang
tidak terlalu ganteng dan tidak terlalu talented tetapi baik dan rajin ibadah. Sehingga
membuat Shifa sedikit kagum dengannya. Tetapi sekagum-kagumnya Shifa kepada
Rian tetapi masih lebih kagum kepada Adi. Untungnya jarak 3 teman ke belakang
adalah Adi. Shifa yang melihat hal itu sedikit bahagia tentang perubahan
duduknya. Dan bersyukur kepada Tuhan akan keajaiban itu.
Keesokan harinya setelah rolling. Pelajaran basket dimulai. Disana Shifa belajar shooting
dan under ring. Pada latihan awal itu Shifa dipasangkan dengan Adi. Betapa senangnya
dia dan gugupnya saat memulai under ring. Sampai berulang kali tidak ada bola
yang masuk. Adi yang ada di sampingnya mengarahkan gerakannya dan tekhnik yang
benar. “Shif berdirinya jangan 180 derajat ke 45 derajat aja. Terus bolanya
ditatapin ke garis putih biar masuk!” perintah Adi dengan lembut. “Kamu yakin
bisa masuk cuma dilempar ke garis putih?” tanya Shifa yang setitik tidak yakin.
“Coba aja ! keburu waktunya habis. Ayo!” teriak Adi. Shifa menurutinya dan
akhirnya masuk ke ring. Sayangnya peluit sudah berbunyi. Dengan jumlah bola
yang masuk selama 3 menit 1.
“Cie… yang tadinya main basket sama
Adi!” kata Ellie yang menggoda Shifa. “Itu
kebetulan aja, percuma main sama dia aku cuma bisa masukan bola satu.” Jawab
Shifa sambil lemas. “Walaupun satu tetapi kamu dapat tekhnik dari Adi kan? Mungkin
setelah ini kamu bisa mengalahkannya!” hibur Ellie. “Amin… pastinya aku akan
mengalahkannya.” kata Shifa yang memandangi Adi bergurau bersama Wahyudin.
Di kantin semua anak cewek kelas X-A
sangat iri akan keberuntungan yang dimiliki Shifa. Hingga… “Eh, kayaknya Shifa
suka sama Adi!” ucap Gina. Tak sadar Adi yang ingin membeli minuman dan
mendengar ucapan itu langsung menoleh ke arah Gina. “Hei… pelankan volume
suaramu! Dia menoleh ke arahmu… Kalau dia tahu kasihan Shifa!” ucap Ellie yang ingin
merahasiakan tetang Shifa. “Enggak apa-apa kali, toh kalau dia memang suka
beneran lebih baik diceritakan daripada dipendam.” Jawab Gina. “Betul juga ya!
Tapi jangan sampai dengan kebenaran fakta itu Shifa jadi tersiksa karna
perbuatan kita yang ingin menggoda dia sama Adi.” Kata Ellie. Anak cewek disana
hanya mengangguk dan akhirnya bercerita lagi tentang Nugi ketua kelas X-A. “Ketua
kelas kita juga enggak kalah sama Adi lho.. yang terkenal famous bin terkenal!”
kata Farah. “Kok bisa?” tanya Zana. “Iya dong, dia dulu temen SMPku di sana dia
lumayan dapat banyak fans. Kalian enggak tahu mantannya kayak apa?” kata Farah
yang memulai membuat kepanasan. “Ya enggak lah, yang dulu SMPnya bareng ya
siapa? Kok tanya sama kita-kita.” Jawab Nudia yang cengar-cengir dari awal.
“Aku kan cuma ingin mengetes kalian apakah kalian juga tahu soal mantanya
Nugi!...” kata Farah.
“Ayolah… langsung
cerita ke mantannya jangan terlalu banyak bicara deh” ajak Ellie dengan sedikit
memohon kepada Farah. “Mantan Nugi itu adalah cewek paling terperfect bin
sempurna binti luar biasa di SMP ku. Sudah cantik, pinter, kaya, alim dan
pinter main instrument music dari piano, gitar, biola, sampai harpa dia bisa oh
hampir kelupaan dia juga pinter nge-dance,sama teater. Gimana enggak
tergila-gila semua cowok di SMP gue nglihat cewek secantik dewi dan sehebat
super hero. Tapi Nugi salah satu cowok yang beruntung. Oh aku ingat nama
mantannya. Namanya Aya dia itu super duper perfect cewek. Saking perfectnya dia,
si Nugi ini enggak bisa move on dari Aya.” “Ngomongin cewek kayak gituan bikin
aku envy.” gumam Dinda. “Eh.. Din
seperfectnya orang dia juga pasti punya kelemahan. Uda tau kan kalau di atas langit masih ada langit?
Biarin aja dia dibilang perfect. Toh kita juga punya keperfectkan lain dengan
cara kita sendiri.” sahut Titi tidak mau kalah dan diiringi anggukan temannya
yang lain.
Bel berbunyi. Mereka semua pergi meninggalkan kantin dan
menuju ke kelas. Waktu itu Dinda, Farah, Winda berada di belakang gerombolan
cewek lain. “Kalau dipikir-pikir apa yang dikatakan Titi tadi menandakan bahwa
dia lagi suka sama Nugi.” kata Winda dibarengi melongoan Dinda saat
mendengarnya. “Lho, kamu kok bisa tau?” tanya Dinda. “Ya, tau lah Winda dan aku
sudah lama ngamati gerak-gerik Titi. Dari dia milih Nugi jadi ketua kelas.
Setelah itu waktu persami kemarin.Modus puolll. Pokoknya aku sama Winda sudah
tau semua gossip. Kita kan
mata dan telinga kelas X-A.” jawab Farah yang sedang asyik makan permen.
Satu rahasia sudah terbongkar. Dan saat ini menunggu
rahasia kedua kebongkar yang belum tahu siapa orangnya. Hingga di kelas….
“Besok jadi ke Mall kita?” tanya Shifa ke Nudia. “Ya dong, besok kita kan sedikit free. Tidak ada PR,
ulangan, guru-guru pada rapat. Daripada nunggu di kelas mampir ke Mall. Iya
enggak Far?” tungkas Nudia. “Betul sekali. Kamu ikut kan Shif?” tanya Farah. “Iya,
tapi kayaknya salah satu teman kita ada yang enggak ikut!” kata Shifa yang
membuat suasana menjadi hening. “Ya pasti Titi lah.” sahut Winda yang baru
datang langsung nyambung ke inti permasalahan. “Emang Titi kenapa?” tanya Nyus.
“Kalian pada belum tahu gossip ini?” tanya Winda ke anak perempuan lain. “Belum,
ayo cerita!” sahut Hana yang mulai memasang telinga untuk menyimak gosiip baru
dari Winda. “Titi itu suka sama Nugi. Makanya dia enggak mau hang out bareng kita karena mau nemenin
Nugi. Secara Nugi itu ketua kelas. kalau sewaktu-waktu ada guru ngasih tugas dadakan
pasti sudah siap untuk menampungnya dan mulai memberitahu ke kita.” cerita
Winda. Semua anak cewek yang berkumpul terheran-heran dan mulai setuju akan
pernyataan dari Winda. Karena pada saat itu juga Titi sedang ngobrol dengan
Nugi, Arya dan Baim dan lebih tepatnya obrolan itu mengarah ke Nugi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar