Keesokan
harinya. Segerombol anak perempuan kelas X-A pergi ke salah satu Mall terbaik
dan terbesar di dekat SMA mereka. Shifa,Ellie,Winda,Fitria dan Nyus yang semula
menggunakan seragam sekolah berganti pakaian di toilet. Di saat itu terdapat
pembicaraan yang super duper bagus. “Shif, kamu lagi punya hubungan ya sama
Adi?” tanya Winda dengan memberi kilatan pada mata elangnya. “Hah! Adi… enggak
lah, aku Cuma ngefans aja sama dia soalnya dia pintar olahraga, keren, juga
berkarismatik.” jawab Shifa sambil mendapat colekan dari Nyus dan Ellie. “Jangan
bohong! Pasti kamu sukakan sama Adi.” ungkap Ellie. “Ah.. kalian itu. aku cuma
ngefans aja kok!”. “Dari nge fans langsung jadi cinta!” sahut Fitria dengan
tawa anak perempuan lain. “Iya,iya terserah kalian ngomong apa. Yang penting
sekarang aku masih ngefans sama Adi dan itu enggak lebih dari fans!” tungkas Shifa.
Jam bergulir dengan cepatnya tak
terasa waktu sudah menunjukan pukul 16.00. Semua anak sudah pulang dijemput
atau pulang menggunakan kendaraan. “Zan, kamu pulang naik apa?” tanya Shifa
yang kebingungan mencari tumpangan. “Naik angkot sama Dinda. Mau bareng?” jawab
Zana. “Emang naik angkot apa?”. “Naik
angkot ke arah utara. Emang rumahmu sejalur sama kita?”. “Enggak rumahku ke
arah selatan. Gimana nih?” kata Shifa yang sedang bingung. “Oh! Tadi kan kita
ketemu Wahyudin, Adi, sama Raga kesini. Gimana kalau kamu bareng sama mereka
aja?” saran Zana. “Betul juga ya. Aku coba telfon mereka dulu.”
Setelah Shifa menelpon anak cowok,
Shifa hanya mendapat jawaban dari Adi. Jantung Shifa terus berdetak dengan
cepat dan dadanya terasa sesak. Hanya mendengar suara serak Adi Shifa langsung
meleleh. Dan Adi pun setuju lalu mengantarkan Shifa pulang walaupun rumah
mereka sedikit bertolak belakang tetapi karena ingin membantu sesama akhirnya
Adi mengantarkan pulang Shifa.
Kemudian sesampainya di rumah Shifa.
Ia disambut oleh ibunya. Awalnya Shifa takut saat ibunya sudah di depan pintu
dengan melipatkan tangan di dada. Namun, ibunya menanyakan cowok yang yang
memboceng Shifa. Shifa menjelaskan panjang lebar hingga ibunya berkata, “Dia
cukup keren buat kamu!”. Shifa yang mendengarnya sangat kaget. Tumben sekali
ibunya memuji seorang cowok. Biasanya kalau bertemu cowok yang boncengin Shifa
langsung disiram air ember atau air selang yang penting bukan air got.
Keesokan harinya di sekolah. Pak
Syamsul guru agama islam menyuruh membuat kelompok dengan hitungan. Shifa yang
kelompok 7 sangat senang karena ada Adi
di sana. Dan berharap setelah mengantarkan ia pulang Shifa dapat memberi hadiah
padanya. “Tugas agama ini berat
banget!” tungkas Shifa sambil membolak-balik halaman. “Gimana kalau kamu sama Satria yang bagian presentasi aku
sama Hanif bagian kliping. Setuju enggak?” tanya Adi yang memberikan solusi.
“Ya wis.” jawab Hanif, “Aku ikut ae” jawab Satria. “Aku enggak setuju!” jawab
Shifa yang mengagetkan semua anggota. “Kenapa?” tanya Adi sambil menyipitkan
matanya. “Itu enggak asyik kalau cowok-cowok yang cari klipping. Klipping yang
kita cari itu sebulan penuh. Emang kalian sanggup mencarinya?” sahut Shifa.
“Sanggup lah. Kita kan bisa pake motor buat beli koran.” jawab Hanif tidak mau
kalah.”Trus yang nyusun? Kalian mau tugas ini tersusun tidak rapi sehingga Pak
Syamsul mengurangi nilai kita?” kata Shifa sambil cemberut. “Udah lah… kalau
takutnya semacam itu kamu aja Shif yang nyusun dan nata klipingnya. Kita yang
nyari korannya.” jawab Adi dengan bijak. Akhirnya kelompok Shifa setuju dengan
arahan Adi. Shifa tersenyum puas.
Hari berganti dengan cepat. Kelas
yang awanya sedikit tidak kondusif saat ini sedang kondusif dan mulai serius. Tetapi
terlalu serius, Shifa mulai tidak betah dan mulai curi-curi pandang dengan Adi.
Walaupun Adi tidak memberi tatapan mata rajawalinya tetapi hatinya sedikit ada
getaran seperti getaran handphone tanda SMS masuk akibat terlalu diperhatikan
oleh Shifa. Memang saat itu waktu yang sedikit gila. Karena terlalu lama
memandang Adi yang keren itu. Shifa tidak sadar kalau dia sedang diabsen oleh
Bu Hermin. “Absen 34!” teriak Bu Hermin. “Shif! Kamu dipanggil tuh!” colek
Winda yang mengagetkan Shifa sehingga pandangannya menuju ke depan dan langsung
melupakan wajah Adi. “Hadir,bu!” jawab Shifa sambil kaget. “Kamu kok ngelamun?
34?” tanya Bu Hermin dengan pandangan menyesal.
Gara-gara lamunan tadi Shifa
menjalani harinya tidak enak terutama pada saat pelajaran Bu Hermin. Tetapi
tiba-tiba rasa ke tidak nyamanan itu hilang waktu Bu Hermin ingin membuat
kelompok untuk membahas unsure intrinsic dalam sebuah dongeng. Shifa langsung
tersigap untuk cepat-cepat bangun dari lamunan yang membawanya ke alam mimpi
bersama Adi. “Ayo berhtitung 1-6!” perintah Bu Hermin tanpa ada yang
menyangkalnya. Sampai hitungan yang terakhir adalah Shifa ke 6. Dan tanpa ada yang
menggugat pembagian kelompok tersebut. Yang mendapat kelompok dengan mayoritas
anak laki-laki menerima dengan ikhlas, atau menjadi salah satu cowok diantara perempuan
yang mendominan. Tetapi itu hanya beberapa orang yang mendapat kerugian tetapi
ada juga yang mendapat keuntungan seperti Shifa. Hasil lamunannya berhasil, dia
sekelompok lagi dengan Adi. “Yes! Bareng lagi” kata Shifa dalam hati. Semua
anak mulai mengerjakan tugasnya dengan malas. Karena Bu Hermin terlalu lama
menjelaskan daripada memberi perintah akhirnya tugas tersebut menjadi tugas
kelompok. “Tugas kelompok lagi, tugas kelompok lagi!” kata Nudia di kantin.
“Iya, enggak ada tugas yang langsung selesai di sekolah!” jawab Zana yang tak
mau kalah mengeluh. “Tapi, diantara kita ada yang suka lho tugas sekolah enggak
kelar bahkan bisa membuat hubungan mereka menjadi dekat!” ungkap Farah. “Siapa?
Titi?” tanya Ellie. “Ya, salah satunya masih ada lagi.” sahut Winda. “Ah.. aku
tahu pasti Shifa sama Adi ya…” jawab Ellie yang langsung nyambung ke inti
permasalahan. Semua anak di sana
manggut-manggut yang berarti sangat setuju terhadap pernyataan tersebut.
Di rumah, Shifa kebingungan memulai
mengerjakan tugas apa dulu. Karna menurutnya semua tugas memiliki prioritas
yang utama. Daripada bingung Shifa membuka semua tugas lalu memandangnya
lekat-lekat dan membayangkan ia bisa mengerjakan dengan Adi sambil meminum segelas
jus jeruk di bawah pohon yang meneduhkan mereka. Shifa tiba-tiba bangun dari
lamunan karna menerima pesan singkat dari ketua kelas, Nugi yang menyampaikan
tugas Bahasa Indonesia dipercepat pengumpulannya. Shifa yang awalnya
mengabaikan pesan singkat itu tiba-tiba ada perasaan yang gatal sehingga
membuat dia untuk membacanya. Mata Shifa terbelalak seketika. Langsung seketika
Shifa menekan-nekan keypad handphonenya untuk menyampaikan pesan keada
seseorang. Tak lama kemudian balasan pesan singkat datang dengan cepat.
Akan
ku kerjakan sebagian. Besok tinggal dijadikan satu. Pesan tersebut
mengatakan seperti itu. Shifa yang membacanya tersipu dan tersenyum sendiri
lalu bergumam, “Tak salah, jika aku memilihmu. Selain pandai olahraga kamu juga
bertanggung jawab akan tugasmu.”. Secepat vampire tangan Shifa menekan keypad
dan mengirim pesan kepada Adi.
Oke
kalau itu maumu. Kalau bisa datang lebih pagi. Tidak ada balasan setelah
itu. Shifa mengerjakan tugas dengan tenang. Dan akhirnya pada waktu jam 8 malam
tugas Bahasa Indonesia selesai. “Lega… kelar! Habis ini
ngapain??” tanya Shifa kepada dirinya sendiri. Tiba-tiba bunyi handphone Shifa
berbunyi. “Dari Adi!” teriak Shifa lalu dengan reflex menutupi mulutnya
rapat-rapat agar orang tuanya tidak mendengar suaranya.
Shif.. nomer 8 itu
maksudnya nyari majas terus diidentifikasi ke dongengnya apa langsung ke contoh
tanpa dijelaskan?. “Hebat sekali!” komentar Shifa saat menerima pesan singkat
dan terwujudlah yang ia impikan dan hasil lamunan setelah mengerjakan tugas.
Ya,
seperti yang dijelaskan tadi.
Terimakasih
“Whoa… seneng banget… Besok SMS lagi ya…” gumam Shifa lalu
bergegas untuk tidur. Hari-hari yang ia jalani berjalan seperti biasa sekolah,
paskibra, makan, tidur, lalu kembali sekolah. Namun, malam hari Shifa mendapat
pesan singkat kembali dari Adi. Adi mengucapkan terimakasih atas jasa Shifa
kemarin sehingga tadi di sekolah Tugas Bahasa Indonesia mendapat nilai yang
baik. Shifa yang membaca pesan singkat tersebut sangat bahagia dan melayang ke
lamunan hebatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar