Rabu, 13 Juni 2012

My First Love (Episode 4)

Episode 4

Sabtu. Pagi ini sangat istimewa menurutku karena aku akan berkunjung ke rumah Dean. Rumah Dean sama bagusnya dengan rumahku. Di depannya ada kolam ikan dan tumbuhan hijau dengan ayunan 2 kursi yang terpajang dan terlihat dari luar. Sebuah pagar bewarna emas yang sangat tinggi dan penuh dengan likak-likuk besi dan membentuk sebuah bunga membuat aksen yang glamour. Pembantu Dean membukakan pagar dan mempersilahkan aku masuk bersama Mama.
            Di dalamnya aku menaiki pagar yang menuju ruang tamu. Memang rumahnya sangat tinggi menjulang tetapi tidak terlihat menyeramkan. Saat masuk dalam hati aku memuji arsitek yang mendesain rumah Dean. Pada akhirnya aku melihat Dean lalu berbicara bersama Mama aku menunggunya di tempat lain. Pembicaraan itu cepat dan Mamaku langsung pulang dan meninggalkan aku di rumah Dean. Rencananya aku menginap di rumah Dean. Orang tua Dean masih belum pulang dari urusannya. Tinggal aku dan Dean juga pembantunya.
            “Lama ya nunggunya??” kata Dean. “Ehm… enggak kok.” jawabku sambil meringis. “Akhirnya kamu ke rumah juga. Katanya sekolahmu ingin ngadain acara ya?” tanya Dean dengan menggerak-gerakan jarinya. “Lho! Kamu kok tau. Iya sih ada acara. Ngomong-ngomong Jum’at depan aku ingin ngajak kamu pergi ke acara itu bisa, kan?”ajaku. “Jum’at depan. Bisa enggak ya?” kata Dean yang mencoba membua lelucon. “Ayo dong, please!” sahutku dengan penuh harap. “Ehm….” sambil mengernyitkan dahinya. “Ok. Aku jemput ke rumahmu. Ayo kita main musik!” ajak Dean lalu menarik tanganku. Aku yang kaget melihat tanganku digenggam lalu menatap tanganku dan Dean melihatnya pula. Lalu tatapan kami beradu hingga aku melepas genggaman itu. “Ayo!” kataku mengajak Dean ke ruang musiknya.
            Ruang musik itu sangat luas dan nyaman. Bermacam-macam alat music dipamerkan di sana. Dean lalu menuju ke kursi yang ada gitarnya. Lalu aku disuruh mengambil mic dan mulai bernyanyi. Suaraku yang pas-pasan sedikit malu untuk bernyanyi bersama Dean. Hingga pada akhirnya Dean menentukan lagu untuk kunyanyikan. Dean memilih lagu Kekasihku dari Princess. Lagu itu memang terdengar asing dan baru bagiku. Untungnya Dean menuntunku.
            Aku merasa bahagia tlah temukan dirimu kasih….
            Disaat aku merasakan kesepian  yang sungguh mendalam….
            ……..
            Lagu itu dibuat akustik dan mengalun sangat indah. Suara Dean yang menuntunku mengalun dengan sempurna. Walaupun suaraku menjadi perusaknya. Tetapi Dean menutupinya, lagu itu mempunyai makna yang membuat jantungku berdebar-debar dan dag-dig-dug. Liriknya sangat dalam. Awalnya aku sudah melihat video clip lagu itu di laptop Caca tetapi masih saja lagu itu sangat asing.
            “Begitu lagunya. Bagus kan?” kata Dean. “Iya, tetapi suaraku tidak mendukung lagu itu. Jadi kurang cocok untuk didengar masih lebih bagus kamu. Ngomong-ngomong haus banget!” ucapku lalu pergi menuju meja yang tersedia minuman dekat drum. Tiba-tiba Dean menarik lenganku dan mencegahku pergi. Kilatan tatapan matanya sangat dingin dan menyenangkan yang akan membuatmu nge-fly akibat kecanduan narkoba.
            “Tunggu dulu Min.” katanya yang masih menggenggam erat tanganku. “Ada apa?” tanyaku dengan penuh kasih sayang. “Duduk dulu. Aku akan menceritakan sesuatu.” ucap Dean dan aku hanya menganggukan kepala. “Aku mengajakmu ke rumahku karena aku ingin menyanyikan lagu tadi buat kamu. Liriknya sama seperti yang kurasakan selama ini. Aku merasa kesepian lalu aku bertemu denganmu di acara makan malam urusan kerja orang tua kita. Kemudian kita bertemu lagi di acara ulang tahunmu yang sangat meriah dan penuh canda tawa teman-temanmu yang membuatku semakin bahagia hidup di dunia. Dan satu lagi aku merasakan ada sebuah guncangan di dalamnya. Entahlah. Peristiwa itu membuatku takut, senang, salting, dan banyak perasaaan yang bergejolak di dalamnya terutama saat aku menginap di rumahmu. Benar-benar membuatku hidup kembali dari sebuah tekanan yang amat dalam. Susah untuk diungkapkan.” kata Dean panjang lebar. Aku yang mendengar perasaan Dean, “Dup” jantung langsung terkena tekanan seorang raksasa. Sangat indah pengalaman itu memang. Ternyata Dean juga merasakan apa yang kurasakan. Aku dengannya terdiam beberapa menit. Lalu aku berkata, “Aku ambil minum dulu.”. Dean mencegahku kembali dan tatapan kami beradu kembali dan kali ini sangat panjang, dalam, dan WOW!.
            “Kamu tidak boleh pergi sedekat pun tanpa aku!” ucap Dean lalu memeluku dan menyandarkanku di dadanya. “Apa maksud semua ini?” tanyaku yang masih didorong Dean untuk berada sangat dekat dengannya. “I love you Jasmine, aku tidak tahu maksud semua ini tapi kali ini aku benar-benar fallin in love. Kamu tetap jadi melati di hatiku. Kamu mau kan?” kata Dean lalu melepaskanku. Aku yang kaget langsung mendadak menjadi tokoh kartun yang sangat bodoh, kikuk, dan bingung. Aku hanya tergagap, “Hah?? Aku enggak mudeng!”. “Jasmine, kamu pasti juga merasakan itu. Tetapi kali ini aku ingin. Woud you be my girlfriend?” jawab Dean. “Girlfriend? Pacar?” kataku. Dean masih diam dan harap-harap cemas. Segera kutentukan jawabanku. “Yes, my boyfriend.”
            Dean tersenyum padaku dan mengambil minuman. Saat aku minum aku masih tidak percaya soal aku punya boyfriend dan Dean menjadi my first love. Aku tidak menyangka. Aku sangat senang dan ingin memeluk Dean sangat erat tetapi aku tahu sebuah hubungan pasti ada batasannya. Dan hal itu membuatku semakin percaya betapa indahnya cinta itu. Terutama dari Dean.
            Matahari telah berganti bulan. Kali ini aku membawa rok dan Dean yang melihatku menggunakannya ia ingin mengajaku untuk berdansa. Tempat dansa itu di kolam renang. Yang membuatku teringat betapa malunya aku dan Dean saat tercebur bersama saat ulang tahunku kemarin. Dean mulai menyalakan musiknya. Ia memilih alunan lagu Cristina Perri-A Thousand Years. Sangat romantis sebagai pasangan baru. Apalagi cinta pertamaku ada di hatinya.
            Semakin sering beraktifitas tidak terasa waku sangat cepat dan aku harus kembali ke kamar. Sama halnya dengan Dean. Tetapi herannya sampai larut mala mini orang tua Dean tidak pulang yang membuatku semakin tidak enak. Untungnya para pembantu Dean sudah tidur lebih dulu dan membiarkan kami menikmati indahnya malam dan cinta kami yang bersemi.
            Esoknya aku pulang dijemput Papa dan ku lihat orang tua Dean sudah pulang semua. Tak lupa Dean memberi ku pesan di handphoneku. Hati-hati ya di jalan. Jangan lupa Jum’at dandan yang cantik!. Pesan yang membuatku tersenyum akan kehadiran Dean di hidupku. Dan di kepalaku hanya ada Dean, Dean dan Dean. Hari bergulir begitu cepatnya dan trending topic di kelas hanya aku. Dan itu sampai terdengar di pelosok sekolah-sekolah. Trending topic world wide beritanya soal aku, sangat mengejutkan. Dan semua temanku setuju aku membawa Dean ke acara sekolah. Acara sekolah yang aku datangi bersama Dean adalah pesta dansa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar