Rabu, 13 Juni 2012

My First Love (End Episode)

Episode terakhir. Terimakasih sudah membaca!

Jum’at malam. Aku menggunakan dres bewarna merah yang terlihat seperti dress Hermione saat mendatangi acara pernikahan salah satu keluarga Weasley. Sangat cantik lalu kugulung ke atas rambutku seperti ballerina. Dengan make up transparan. Semua orang di rumahku menganggapku sangat cantik. Terutama Dean saat menjemputku dengan mobil Viosnya. Dia memuja kecantikanku dari ujung rambut sampai unjung kaki. Aku juga memuji soal penampilannya, kali ini dia berpenampilan seperti Edward Cullen saat mendatangani pesta dansa yang sama seperti filmnya. Tetapi untungnya kaki ku tidak pincang seperti Bella Swan pada waktu itu.
            Di ruang dansa itu semua murid berkumpul dan music sudah dialunkan oleh DJ setempat. Tetapi ada beberapa acara awal sebagai pembukanya. Aku dan Dean berkumpul bersama teman-temanku dan aku memperkenalkan Dean. Dean yang sifatnya mudah bergaul walaupun dingin. Mereka juga bisa menerima Dean dengan baik hingga acara pembukaan itu selesai tanpa kami perhatikan.
            Hingga waktunya tiba dansa itu dimulai. Aku dan Dean berdansa. Namun karena dansaku sangat kaku menyebabkan semua orang menertawaiku. Karena aku malu, aku memutuskan untuk berhenti dan ingin mengambil minuman. Dean menungguku. Setelah itu aku menghampiri Dean. Saat aku lebih dekat darinya aku melihat Dean sedang berbicara serius dengan seorang gadis yang mungkin sebaya denganku hanya saja lebih cantik, dan lebih tinggi. Ku ingat-ingat gadis itu, ternyata ia adalah kekasih Brian yang bernama Alice saat berkenalan di dalam. Ia memang terkenal sangat pintar dan kebetulan ia adalah teman sekelas Dean di sekolah. Cukup membuatku iri dan cemburu. Lalu ku dengar mereka menyebut-nyebut namaku. Yang membuatku ingin mengetahui apa percakapannya.
            “Yan, cewek tadi yang namanya Jasmine itu pacar kamu?”
            “Enggak, mana mungkin Jasmine pacar gue. Ogah.”
“Jleb” hatiku langsung tertusuk. Tetapi aku berfikir positif kalau itu salah satu sifat Dean yang misterius yang malu-malu untuk mengungkapkan sesuatu. Aku lanjutkan mendengarkan percakapan mereka.
“Bukan pacarmu? Dia terlihat sangat menyayangimu. Betul kan?”
“Iya sih, tetapi aku tidak. Buat apa suka sama cewek yang tidak bisa diandalkan.”
“Apa! tidak bisa diandalkan?”
“Iya, dia terlalu bodoh selalu ranking 2 dari belakang di kelasnya. Lalu dia tidak bisa  berdansa, suara pas-pasan dan selalu bertindak ceroboh. Lihat saja highhellsnya tidak cocok dengan acara ini. Cocoknya ia menggunakan sepatu semacam itu untuk karnaval. Dia hanya modis di tatanan makeup, rambut dan pakaian. Sedangkan accessories dan sepatu sangat kampungan. Kamseupay! Yang bisa diandalkan Cuma kecantikannya. Emangnya kalau pacaran aku bisa makan wajahnya apa? Malu gue kalau punya pacar seceroboh dia kalau gue kenalin ke anak-anak. Bisa-bisa gue dibilang selera rendah.”
“Kamu enggak boleh bilang seperti itu Dean. Terus kenapa kamu tembak dia pakai acara romantic-romantisan?”
“O…. itu aku cuma menyenangkan hatinya aja yang selama 17 tahun belum pernah pacaran.”
“17 tahun belum pernah sama sekali?”
“Iya, oleh sebab itu aku nglakukan itu. Walaupun hatiku belum bisa menerimanya.”
Aku yang sudah terbakar mendengar pembicaraan itu langsung mengumpat dalam hati. Lalu aku menjatuhkan gelas untuk Dean yang mengagetkannya dan Alice. “Kamu enggak perlu kasian sama aku karena aku betah ngejomblo selama 17 tahun. Kalau kamu belum bisa menerima aku, lebih baik aku pulang saja dan tidak akan pernah menemui kamu dan berkomunikasi sama kamu. Terimakasih karena telah mencoba untuk menjadi kekasihku. Sampai jumpa.” kataku lalu menangis dan pulang menaiki taksi. Dean yang mendengar itu ingin mencegahku namun dengan keyakinan yang kuat aku bisa melewati itu.
Sesampai di rumah aku langsung ke kamar tanpa menjawab pertanyaan dari Mama. Aku berbaring di kasur dan menangis. Aku baru tahu ternyata Dean seperti itu. Ku rasa dia sangat baik namun ternyata cara bicaranya membuat hatiku menjadi berkeping-keping. Aku menyesal telah mengenalnya aku ingin segera melupakan seperti merobek-robek lalu membuangnya ke laut supaya kenangan itu menjadi kecil dan hanyut untuk selama-lamanya tanpa ada rasa menyesal sedikitpun.
Ku menarik nafas panjang lalu menutup mata dan melupakan kenangan bersama Dean. Huft. Hari yang melelahkan. Cinta pertamaku sangat menyakitkan dan menyesatkan. Apakah nanti aku tidak bertemu cowok idamanku. Cinta pertama oh cinta pertama.
Handphoneku berbunyi. Sebuah SMS masuk dari Dean. Ma’afkan aku Min. I love you…. :* <3. Dean lagi, Dean lagi. Sudah cukup kisah itu, aku akan melupakanmu Dean. Ku pejamkan mata lalu menarik nafas panjang dan mulai tertidur.

 The End.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar