Kamis, 27 Desember 2012

3 Kata-Episode 2





Keesokan harinya. Segerombol anak perempuan kelas X-A pergi ke salah satu Mall terbaik dan terbesar di dekat SMA mereka. Shifa,Ellie,Winda,Fitria dan Nyus yang semula menggunakan seragam sekolah berganti pakaian di toilet. Di saat itu terdapat pembicaraan yang super duper bagus. “Shif, kamu lagi punya hubungan ya sama Adi?” tanya Winda dengan memberi kilatan pada mata elangnya. “Hah! Adi… enggak lah, aku Cuma ngefans aja sama dia soalnya dia pintar olahraga, keren, juga berkarismatik.” jawab Shifa sambil mendapat colekan dari Nyus dan Ellie. “Jangan bohong! Pasti kamu sukakan sama Adi.” ungkap Ellie. “Ah.. kalian itu. aku cuma ngefans aja kok!”. “Dari nge fans langsung jadi cinta!” sahut Fitria dengan tawa anak perempuan lain. “Iya,iya terserah kalian ngomong apa. Yang penting sekarang aku masih ngefans sama Adi dan itu enggak lebih dari fans!” tungkas Shifa.
            Jam bergulir dengan cepatnya tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 16.00. Semua anak sudah pulang dijemput atau pulang menggunakan kendaraan. “Zan, kamu pulang naik apa?” tanya Shifa yang kebingungan mencari tumpangan. “Naik angkot sama Dinda. Mau bareng?” jawab Zana. “Emang naik angkot apa?”. “Naik angkot ke arah utara. Emang rumahmu sejalur sama kita?”. “Enggak rumahku ke arah selatan. Gimana nih?” kata Shifa yang sedang bingung. “Oh! Tadi kan kita ketemu Wahyudin, Adi, sama Raga kesini. Gimana kalau kamu bareng sama mereka aja?” saran Zana. “Betul juga ya. Aku coba telfon mereka dulu.”
            Setelah Shifa menelpon anak cowok, Shifa hanya mendapat jawaban dari Adi. Jantung Shifa terus berdetak dengan cepat dan dadanya terasa sesak. Hanya mendengar suara serak Adi Shifa langsung meleleh. Dan Adi pun setuju lalu mengantarkan Shifa pulang walaupun rumah mereka sedikit bertolak belakang tetapi karena ingin membantu sesama akhirnya Adi mengantarkan pulang Shifa.
            Kemudian sesampainya di rumah Shifa. Ia disambut oleh ibunya. Awalnya Shifa takut saat ibunya sudah di depan pintu dengan melipatkan tangan di dada. Namun, ibunya menanyakan cowok yang yang memboceng Shifa. Shifa menjelaskan panjang lebar hingga ibunya berkata, “Dia cukup keren buat kamu!”. Shifa yang mendengarnya sangat kaget. Tumben sekali ibunya memuji seorang cowok. Biasanya kalau bertemu cowok yang boncengin Shifa langsung disiram air ember atau air selang yang penting bukan air got.
            Keesokan harinya di sekolah. Pak Syamsul guru agama islam menyuruh membuat kelompok dengan hitungan. Shifa yang kelompok 7  sangat senang karena ada Adi di sana. Dan berharap setelah mengantarkan ia pulang Shifa dapat memberi hadiah padanya. “Tugas agama ini berat banget!” tungkas Shifa sambil membolak-balik halaman. “Gimana kalau kamu sama Satria yang bagian presentasi aku sama Hanif bagian kliping. Setuju enggak?” tanya Adi yang memberikan solusi. “Ya wis.” jawab Hanif, “Aku ikut ae” jawab Satria. “Aku enggak setuju!” jawab Shifa yang mengagetkan semua anggota. “Kenapa?” tanya Adi sambil menyipitkan matanya. “Itu enggak asyik kalau cowok-cowok yang cari klipping. Klipping yang kita cari itu sebulan penuh. Emang kalian sanggup mencarinya?” sahut Shifa. “Sanggup lah. Kita kan bisa pake motor buat beli koran.” jawab Hanif tidak mau kalah.”Trus yang nyusun? Kalian mau tugas ini tersusun tidak rapi sehingga Pak Syamsul mengurangi nilai kita?” kata Shifa sambil cemberut. “Udah lah… kalau takutnya semacam itu kamu aja Shif yang nyusun dan nata klipingnya. Kita yang nyari korannya.” jawab Adi dengan bijak. Akhirnya kelompok Shifa setuju dengan arahan Adi. Shifa tersenyum puas.
            Hari berganti dengan cepat. Kelas yang awanya sedikit tidak kondusif saat ini sedang kondusif dan mulai serius. Tetapi terlalu serius, Shifa mulai tidak betah dan mulai curi-curi pandang dengan Adi. Walaupun Adi tidak memberi tatapan mata rajawalinya tetapi hatinya sedikit ada getaran seperti getaran handphone tanda SMS masuk akibat terlalu diperhatikan oleh Shifa. Memang saat itu waktu yang sedikit gila. Karena terlalu lama memandang Adi yang keren itu. Shifa tidak sadar kalau dia sedang diabsen oleh Bu Hermin. “Absen 34!” teriak Bu Hermin. “Shif! Kamu dipanggil tuh!” colek Winda yang mengagetkan Shifa sehingga pandangannya menuju ke depan dan langsung melupakan wajah Adi. “Hadir,bu!” jawab Shifa sambil kaget. “Kamu kok ngelamun? 34?” tanya Bu Hermin dengan pandangan menyesal.
            Gara-gara lamunan tadi Shifa menjalani harinya tidak enak terutama pada saat pelajaran Bu Hermin. Tetapi tiba-tiba rasa ke tidak nyamanan itu hilang waktu Bu Hermin ingin membuat kelompok untuk membahas unsure intrinsic dalam sebuah dongeng. Shifa langsung tersigap untuk cepat-cepat bangun dari lamunan yang membawanya ke alam mimpi bersama Adi. “Ayo berhtitung 1-6!” perintah Bu Hermin tanpa ada yang menyangkalnya. Sampai hitungan yang terakhir adalah Shifa ke 6. Dan tanpa ada yang menggugat pembagian kelompok tersebut. Yang mendapat kelompok dengan mayoritas anak laki-laki menerima dengan ikhlas, atau menjadi salah satu cowok diantara perempuan yang mendominan. Tetapi itu hanya beberapa orang yang mendapat kerugian tetapi ada juga yang mendapat keuntungan seperti Shifa. Hasil lamunannya berhasil, dia sekelompok lagi dengan Adi. “Yes! Bareng lagi” kata Shifa dalam hati. Semua anak mulai mengerjakan tugasnya dengan malas. Karena Bu Hermin terlalu lama menjelaskan daripada memberi perintah akhirnya tugas tersebut menjadi tugas kelompok. “Tugas kelompok lagi, tugas kelompok lagi!” kata Nudia di kantin. “Iya, enggak ada tugas yang langsung selesai di sekolah!” jawab Zana yang tak mau kalah mengeluh. “Tapi, diantara kita ada yang suka lho tugas sekolah enggak kelar bahkan bisa membuat hubungan mereka menjadi dekat!” ungkap Farah. “Siapa? Titi?” tanya Ellie. “Ya, salah satunya masih ada lagi.” sahut Winda. “Ah.. aku tahu pasti Shifa sama Adi ya…” jawab Ellie yang langsung nyambung ke inti permasalahan. Semua anak di sana manggut-manggut yang berarti sangat setuju terhadap pernyataan tersebut.
            Di rumah, Shifa kebingungan memulai mengerjakan tugas apa dulu. Karna menurutnya semua tugas memiliki prioritas yang utama. Daripada bingung Shifa membuka semua tugas lalu memandangnya lekat-lekat dan membayangkan ia bisa mengerjakan dengan Adi sambil meminum segelas jus jeruk di bawah pohon yang meneduhkan mereka. Shifa tiba-tiba bangun dari lamunan karna menerima pesan singkat dari ketua kelas, Nugi yang menyampaikan tugas Bahasa Indonesia dipercepat pengumpulannya. Shifa yang awalnya mengabaikan pesan singkat itu tiba-tiba ada perasaan yang gatal sehingga membuat dia untuk membacanya. Mata Shifa terbelalak seketika. Langsung seketika Shifa menekan-nekan keypad handphonenya untuk menyampaikan pesan keada seseorang. Tak lama kemudian balasan pesan singkat datang dengan cepat.
            Akan ku kerjakan sebagian. Besok tinggal dijadikan satu. Pesan tersebut mengatakan seperti itu. Shifa yang membacanya tersipu dan tersenyum sendiri lalu bergumam, “Tak salah, jika aku memilihmu. Selain pandai olahraga kamu juga bertanggung jawab akan tugasmu.”. Secepat vampire tangan Shifa menekan keypad dan mengirim pesan kepada Adi.
            Oke kalau itu maumu. Kalau bisa datang lebih pagi. Tidak ada balasan setelah itu. Shifa mengerjakan tugas dengan tenang. Dan akhirnya pada waktu jam 8 malam tugas Bahasa Indonesia selesai. “Lega… kelar! Habis ini ngapain??” tanya Shifa kepada dirinya sendiri. Tiba-tiba bunyi handphone Shifa berbunyi. “Dari Adi!” teriak Shifa lalu dengan reflex menutupi mulutnya rapat-rapat agar orang tuanya tidak mendengar suaranya.
            Shif.. nomer 8 itu maksudnya nyari majas terus diidentifikasi ke dongengnya apa langsung ke contoh tanpa dijelaskan?. “Hebat sekali!” komentar Shifa saat menerima pesan singkat dan terwujudlah yang ia impikan dan hasil lamunan setelah mengerjakan tugas.
Ya, seperti yang dijelaskan tadi.
Terimakasih
            “Whoa… seneng banget… Besok SMS lagi ya…” gumam Shifa lalu bergegas untuk tidur. Hari-hari yang ia jalani berjalan seperti biasa sekolah, paskibra, makan, tidur, lalu kembali sekolah. Namun, malam hari Shifa mendapat pesan singkat kembali dari Adi. Adi mengucapkan terimakasih atas jasa Shifa kemarin sehingga tadi di sekolah Tugas Bahasa Indonesia mendapat nilai yang baik. Shifa yang membaca pesan singkat tersebut sangat bahagia dan melayang ke lamunan hebatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar