Kamis, 27 Desember 2012

3 Kata- Episode 4




            
              Setelah bertukar password Shifa mencoba memberi pengertian kepada adik kelas Adi tentang hubungannya. Adik kelas Adi pun akhirnya mengerti dan berhenti meneror Shifa. Shifa akhirnya bernafas lega. Ngomong-ngomong soal Adi ingin mentraktir Shifa ice cream pada sekian hari Adi memutuskan untuk menepati janjinya. Sampai di suatu hari…
            Besok gimana kalau kamu takjemput
            Boleh…
            Oke, besok pulang jam berapa?
            Jam 12.00 kayaknya kalau tidak ada perubahan jadwal.
            Oke taktunggu!
            Sebelum jam 12.00 Shifa mengetik pesan singkat kepada Adi untuk membatalkan rencana Adi untuk menjemputnya karena ia menghadiri rapat sampai sore. Jadi janji itu ditunda sampai minggu depan.
            Minggu berikutnya masih dengan rencana awal. Adi bersiap untuk menjemput Shifa kembali. Untungnya tidak ada perubahan jadwal yang terjadi sehingga Shifa dapat dijemut Adi. Tapi rencana Adi membuat Shifa menjadi penasaran bahkan kebingungan saat menaiki motor Staria milik Adi.
            “Kita mau kemana?” tanyanya.
            “Pokoknya ke suatu tempat” jawab Adi sambil menyembunyikan senyuman menawannya.
            Shifa yang memandangi jalan mengingat-ingat apakah ia pernah mengunjungi sebuah tempat yang sama. Tapi kenyataanya iya. “Kita mau ke kebun teh di sebelah sana?” tanya Shifa. “Iya, sudah tahu gitu. Tadi kenapa tanya?” jawab Adi sambil nyengir. Shifa yang mendengar jawaban seperti itu hanya diam dan kembali mengfokuskan pandanganya di jalan.
            Kebun teh membuat suasana yang begitu panas berubah menjadi sedikit sejuk karena keindahan pepohonan dan alam yang asri. Di kanan kiri tanaman teh menghiasi dan jalan setapak yang dilalui menuntun ke arah kebaikan akan keindahan cinta, damai dan kasih. Begitu indahnya berjalan dan bersantai dengan Adi. “Mau foto bareng aku?” tawar Adi yang memecah lamunan Shifa tentang kebun teh hijau di dekatnya. “Enggak, emang kamu artis apa.” Jawab Shifa yang kembali focus. “Hahaha…emang kenapa? Banyak anak yang pingin foto bareng aku lho?” kata Adi sambil menyombongkan diri. “GR ketinggian.” ucap Shifa sambil memukul lengan atas Adi yang kekar itu. “Ayo, turun ke bawah!” ajak Adi lalu menggenggam tangan Shifa untuk membantu menuruni bebatuan yang curam dan menuntunya ke bawah. “Hati-hati kepleset!” kata Adi yang terus mengkhawatirkan keadaan Shifa.”Tenang I’m fine!” jawa Shifa yang tidak ingin merepotkan Adi.
“Ke air terjun!”
“Oke..”
            Mereka bermain air hingga baju Shifa basah dalam kebahagiaan. Sama halnya dengan Adi. Basah dalam kebahagian. Dan tanpa sengaja tubuh kekar Adi terlihat wow sixpack. Setelah bermain air mereka duduk di sebuah batu yang besar. Mereka menceritakan semua pengalaman waktu SMP dan beberapa guru yang nyentrik di kelas dan juga si Monster Laut. Kau-Tahu-Siapa. Tiba-tiba rasa ketakutan dan kegugupan menjalari hati Shifa. “Apakah ia akan menyatakannya untuku??? Di sebuah batu besar ini dan keindahan pemandangan ini. Ah.. tidak tidak mungkin. Ah.. iya mungkin aku kan dan Adi sudah berjalan sangat lama dalam hubungan HTS-an, masa tidak mengerti apa yang ku rasakan dan ia rasakan padaku? Tentang gombalan tentang password tentang kencan dadakan?” ucap Shifa dalam hati. “Oh ya Shif!” kata Adi yang membangunkan keraguan hati Shifa tentang Adi. “Oh.. ada apa?” jawab Shifa balik. “Ehm.. aku…aku…”. Nada gugup Adi menjalari tubuh Shifa. Tak sabar ingin mendengar suara hati Adi yang memendam perasaan kepadanya.
“Bagus! Ini yang kutunggu-tunggu. Ayo apa isi hatimu padaku??” kata Shifa dalam hati. “Kamu mau makan apa? Makan bakso mungkin?” tanya Adi yang membuat Shifa kaget dan mendadak tidak selera makan dan menimbulkan muka cemberut juga turunnya kePD-an. “Lho, kamu enggak suka bakso?” tanya Adi yang langsung paham ekspresi Shifa yang mendadak berubah. “Iya, makan di rumah aja ya?” jawab Shifa yang memalingkan muka. “Ma’af.. aku tidak tahu seleramu soal bakso kalau gitu makan masakan padang?” tanya Adi kembali. “Ehm.. enggak makan di rumah. Tapi kalau grati ..Iya, boleh.” jawab Shifa sambil mengembalikan wajahnya seperti semula. Dan menutupi muka masamnya akan ketidak puasan.
Setelah makan siang dari traktiran taklupa Adi juga membelikan ice cream cone. Untuk Shifa rasa blueberry dan untuk Adi tiramisu. “Buat sapa beli 2 tiramissu?” tanya Shifa. “Satunya buat adek.” jawab Adi singkat. Dalam hati, Shifa sangat kagum akan rasa kasih sayang Adi kepada adiknya. Dan ia membayangkan jika Adi benar-benar suka dan menyatakan isi hatinya walaupun bukan saat itu, Shifa yakin rasa cintanya melebihi tinggi Gunung Himalaya dan melebihi luasnya Samudra Pasifik juga sehangat iklim tropis di Indonesia. Walaupun perasaanya sedikit dingin setelah mendapatkan ice cream akibat penyeselannya terhadap kelakuan Adi yang kurang menyenangkan tetapi Shifa tetap bersabar menunggu cintanya dibalas. Tapi sekali lagi Shifa sangat yakin cintanya bakal terbalaskan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar