Setelah bertukar password Shifa
mencoba memberi pengertian kepada adik kelas Adi tentang hubungannya. Adik
kelas Adi pun akhirnya mengerti dan berhenti meneror Shifa. Shifa akhirnya
bernafas lega. Ngomong-ngomong soal Adi ingin mentraktir Shifa ice cream pada
sekian hari Adi memutuskan untuk menepati janjinya. Sampai di suatu hari…
Besok gimana kalau
kamu takjemput
Boleh…
Oke,
besok pulang jam berapa?
Jam
12.00 kayaknya kalau tidak ada perubahan jadwal.
Oke
taktunggu!
Sebelum
jam 12.00 Shifa mengetik pesan singkat kepada Adi untuk membatalkan rencana Adi
untuk menjemputnya karena ia menghadiri rapat sampai sore. Jadi janji itu
ditunda sampai minggu depan.
Minggu
berikutnya masih dengan rencana awal. Adi bersiap untuk menjemput Shifa kembali.
Untungnya tidak ada perubahan jadwal yang terjadi sehingga Shifa dapat dijemut
Adi. Tapi rencana Adi membuat Shifa menjadi penasaran bahkan kebingungan saat
menaiki motor Staria milik Adi.
“Kita
mau kemana?” tanyanya.
“Pokoknya
ke suatu tempat” jawab Adi sambil menyembunyikan senyuman menawannya.
Shifa
yang memandangi jalan mengingat-ingat apakah ia pernah mengunjungi sebuah
tempat yang sama. Tapi kenyataanya iya. “Kita mau ke kebun teh di sebelah
sana?” tanya Shifa. “Iya, sudah tahu gitu. Tadi kenapa tanya?” jawab Adi sambil
nyengir. Shifa yang mendengar jawaban seperti itu hanya diam dan kembali
mengfokuskan pandanganya di jalan.
Kebun
teh membuat suasana yang begitu panas berubah menjadi sedikit sejuk karena
keindahan pepohonan dan alam yang asri. Di kanan kiri tanaman teh menghiasi dan
jalan setapak yang dilalui menuntun ke arah kebaikan akan keindahan cinta,
damai dan kasih. Begitu indahnya berjalan dan bersantai dengan Adi. “Mau foto
bareng aku?” tawar Adi yang memecah lamunan Shifa tentang kebun teh hijau di
dekatnya. “Enggak, emang kamu artis apa.” Jawab Shifa yang kembali focus. “Hahaha…emang
kenapa? Banyak anak yang pingin foto bareng aku lho?” kata Adi sambil
menyombongkan diri. “GR ketinggian.” ucap Shifa sambil memukul lengan atas Adi
yang kekar itu. “Ayo, turun ke bawah!” ajak Adi lalu menggenggam tangan Shifa
untuk membantu menuruni bebatuan yang curam dan menuntunya ke bawah. “Hati-hati
kepleset!” kata Adi yang terus mengkhawatirkan keadaan Shifa.”Tenang I’m fine!”
jawa Shifa yang tidak ingin merepotkan Adi.
“Ke air terjun!”
“Oke..”
Mereka
bermain air hingga baju Shifa basah dalam kebahagiaan. Sama halnya dengan Adi. Basah
dalam kebahagian. Dan tanpa sengaja tubuh kekar Adi terlihat wow sixpack. Setelah
bermain air mereka duduk di sebuah batu yang besar. Mereka menceritakan semua
pengalaman waktu SMP dan beberapa guru yang nyentrik di kelas dan juga si
Monster Laut. Kau-Tahu-Siapa. Tiba-tiba rasa ketakutan dan kegugupan menjalari
hati Shifa. “Apakah ia akan menyatakannya untuku??? Di sebuah batu besar ini
dan keindahan pemandangan ini. Ah.. tidak tidak mungkin. Ah.. iya mungkin aku kan
dan Adi sudah berjalan sangat lama dalam hubungan HTS-an, masa tidak mengerti
apa yang ku rasakan dan ia rasakan padaku? Tentang gombalan tentang password tentang
kencan dadakan?” ucap Shifa dalam hati. “Oh ya Shif!” kata Adi yang
membangunkan keraguan hati Shifa tentang Adi. “Oh.. ada apa?” jawab Shifa
balik. “Ehm.. aku…aku…”. Nada gugup Adi menjalari tubuh Shifa. Tak sabar ingin
mendengar suara hati Adi yang memendam perasaan kepadanya.
“Bagus! Ini yang kutunggu-tunggu. Ayo apa isi hatimu
padaku??” kata Shifa dalam hati.
“Kamu mau makan apa? Makan bakso mungkin?” tanya Adi yang membuat Shifa kaget
dan mendadak tidak selera makan dan menimbulkan muka cemberut juga turunnya
kePD-an. “Lho, kamu enggak suka bakso?” tanya Adi yang langsung paham ekspresi Shifa
yang mendadak berubah. “Iya, makan di rumah aja ya?” jawab Shifa yang
memalingkan muka. “Ma’af.. aku tidak tahu seleramu soal bakso kalau gitu makan
masakan padang?” tanya Adi kembali. “Ehm.. enggak makan di rumah. Tapi kalau
grati ..Iya, boleh.” jawab Shifa sambil mengembalikan wajahnya seperti semula. Dan
menutupi muka masamnya akan ketidak puasan.
Setelah makan siang dari traktiran taklupa Adi juga
membelikan ice cream cone. Untuk Shifa rasa blueberry dan untuk Adi tiramisu.
“Buat sapa beli 2 tiramissu?” tanya Shifa. “Satunya buat adek.” jawab Adi
singkat. Dalam hati, Shifa sangat kagum akan rasa kasih sayang Adi kepada
adiknya. Dan ia membayangkan jika Adi benar-benar suka dan menyatakan isi
hatinya walaupun bukan saat itu, Shifa yakin rasa cintanya melebihi tinggi
Gunung Himalaya dan melebihi luasnya Samudra Pasifik juga sehangat iklim tropis
di Indonesia. Walaupun perasaanya sedikit dingin setelah mendapatkan ice cream
akibat penyeselannya terhadap kelakuan Adi yang kurang menyenangkan tetapi
Shifa tetap bersabar menunggu cintanya dibalas. Tapi sekali lagi Shifa sangat
yakin cintanya bakal terbalaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar