Kamis, 27 Desember 2012

3 Kata- Episode 1


-Hai Readers. Ini project ke berapa ya? Itung aja sendiri. Ini cerpen ku. Ceritanya sedikit nyata sedikit imajinasi dan sedikit Alay. Hehehehe.. tapi alaynya professional. 
-Oh ya aku mau ngucapin terima kasih buat anak Sepatula khususnya yang udah jadi inspirasi cerpenku ini. Juga para readers yang setia nungguin cerpen-cerpenku berikutnya. Kritik dan Saran atau komentar bisa ditampung di kolom komentar ya.. Trims...
-Oh satu lagi lupa perminta ma'afanku buat Shima, Rizki, Titi sama Yogi. Kalau ada kata-kata yang kurang berkenan ke hati kalian atau sifat kalian dalam tokoh atau apa. Atau idenya terlalu gila. Aku minta ma'af ya.. kalau kalian mau nambahin tinggal tulis di kolom komentar. Thanks All :)
Hari ini Shifa mendapat pelajaran di kelas X-A di sana juga terdapat 35 siswa yang terlihat semangat untuk menimba ilmu walaupun sedikit malas pada waktu Pak Justin. “Huft…. Capek banget hari ini. Iya, enggak El?” tanya Shifa pada Ellie. “Iya, setuju banget. Apalagi tadi dapat omelan dari Pak Justin. Sakit… banget!” jawab Ellie sambil memainkan jarinya di meja. Mereka sangat akrab sehingga pada suatu hari mereka saling sharing tentang kehebohan dan keindalahan kelas X-A terutama akan ketertarikan pada lawan jenis.
            “Eh tau enggak anak yang namanya Adi?” tanya Shifa yang memulai pembicaraan di kelas. “Hah?? Adi?” jawab Ellie yang kebingungan. “Kamu enggak tahu Adi? Kamu kemana aja selama 2 bulan ini? Dia teman sekelas kita yang anak basket itu lho???” terang Shifa. “Oh, iya-iya yang rambutnya potongan duren itu, yang katanya anak-anak cewek dia itu anak paling nyetil dandanannya, jadi dia kelihatan modis dan keren.” kata Ellie panjang lebar. “Nah, itu tahu!” sahut Shifa. “Ngomong-ngomong kenapa tanya Adi. Tumben nanya cowok!” jawab Ellie. “Emangnya gue enggak pernah cerita cowok? Adi itu keren ya!” kata Shifa. “Iya, eh kamu suka ya sama dia??? Oh oh oh jangan.. jangan…Hayo… ngaku suka ya!” serang Ellie kepada Shifa. “Aa… enggak, aku cuma nge fans aja sama dia. Sudah pasti kalau sekeren dia, setalented dia pasti sudah punya gebetan.” kata Shifa sambil mengeluarkan ekspresi malu-malu sehingga pipinya berubah menjadi warna kepiting rebus. Dan mereka tertawa bersama. “Tapi setelah nge fans pasti kamu jadi suka sama dia.” Kata Elie. Dan Shifa menjawab secepat kilat “Kita lihat nanti”.
            Hari terus berjalan hingga semua murid kelas X-A saling mengenal satu sama lain. Dan Pak Justin sebagai wali kelas melakukan rolling agar meningkatkan kekompakan kelas. Hingga  hubungan antara Shifa dan Ellie hampir putus. Namun mereka mencari cara agar hubungan itu dapat berjalan seperti dahulu. Shifa yang tadinya duduk di sebelah Ellie sekarang ia duduk di sebelah Rian. Cowok yang tidak terlalu ganteng dan tidak terlalu talented tetapi baik dan rajin ibadah. Sehingga membuat Shifa sedikit kagum dengannya. Tetapi sekagum-kagumnya Shifa kepada Rian tetapi masih lebih kagum kepada Adi. Untungnya jarak 3 teman ke belakang adalah Adi. Shifa yang melihat hal itu sedikit bahagia tentang perubahan duduknya. Dan bersyukur kepada Tuhan akan keajaiban itu.
            Keesokan harinya setelah rolling. Pelajaran basket dimulai. Disana Shifa belajar shooting dan under ring. Pada latihan awal itu Shifa dipasangkan dengan Adi. Betapa senangnya dia dan gugupnya saat memulai under ring. Sampai berulang kali tidak ada bola yang masuk. Adi yang ada di sampingnya mengarahkan gerakannya dan tekhnik yang benar. “Shif berdirinya jangan 180 derajat ke 45 derajat aja. Terus bolanya ditatapin ke garis putih biar masuk!” perintah Adi dengan lembut. “Kamu yakin bisa masuk cuma dilempar ke garis putih?” tanya Shifa yang setitik tidak yakin. “Coba aja ! keburu waktunya habis. Ayo!” teriak Adi. Shifa menurutinya dan akhirnya masuk ke ring. Sayangnya peluit sudah berbunyi. Dengan jumlah bola yang masuk selama 3 menit 1.
            “Cie… yang tadinya main basket sama Adi!” kata Ellie yang menggoda Shifa. “Itu kebetulan aja, percuma main sama dia aku cuma bisa masukan bola satu.” Jawab Shifa sambil lemas. “Walaupun satu tetapi kamu dapat tekhnik dari Adi kan? Mungkin setelah ini kamu bisa mengalahkannya!” hibur Ellie. “Amin… pastinya aku akan mengalahkannya.” kata Shifa yang memandangi Adi bergurau bersama Wahyudin.
            Di kantin semua anak cewek kelas X-A sangat iri akan keberuntungan yang dimiliki Shifa. Hingga… “Eh, kayaknya Shifa suka sama Adi!” ucap Gina. Tak sadar Adi yang ingin membeli minuman dan mendengar ucapan itu langsung menoleh ke arah Gina. “Hei… pelankan volume suaramu! Dia menoleh ke arahmu… Kalau dia tahu kasihan Shifa!” ucap Ellie yang ingin merahasiakan tetang Shifa. “Enggak apa-apa kali, toh kalau dia memang suka beneran lebih baik diceritakan daripada dipendam.” Jawab Gina. “Betul juga ya! Tapi jangan sampai dengan kebenaran fakta itu Shifa jadi tersiksa karna perbuatan kita yang ingin menggoda dia sama Adi.” Kata Ellie. Anak cewek disana hanya mengangguk dan akhirnya bercerita lagi tentang Nugi ketua kelas X-A. “Ketua kelas kita juga enggak kalah sama Adi lho.. yang terkenal famous bin terkenal!” kata Farah. “Kok bisa?” tanya Zana. “Iya dong, dia dulu temen SMPku di sana dia lumayan dapat banyak fans. Kalian enggak tahu mantannya kayak apa?” kata Farah yang memulai membuat kepanasan. “Ya enggak lah, yang dulu SMPnya bareng ya siapa? Kok tanya sama kita-kita.” Jawab Nudia yang cengar-cengir dari awal. “Aku kan cuma ingin mengetes kalian apakah kalian juga tahu soal mantanya Nugi!...” kata Farah.
            “Ayolah…  langsung cerita ke mantannya jangan terlalu banyak bicara deh” ajak Ellie dengan sedikit memohon kepada Farah. “Mantan Nugi itu adalah cewek paling terperfect bin sempurna binti luar biasa di SMP ku. Sudah cantik, pinter, kaya, alim dan pinter main instrument music dari piano, gitar, biola, sampai harpa dia bisa oh hampir kelupaan dia juga pinter nge-dance,sama teater. Gimana enggak tergila-gila semua cowok di SMP gue nglihat cewek secantik dewi dan sehebat super hero. Tapi Nugi salah satu cowok yang beruntung. Oh aku ingat nama mantannya. Namanya Aya dia itu super duper perfect cewek. Saking perfectnya dia, si Nugi ini enggak bisa move on dari Aya.” “Ngomongin cewek kayak gituan bikin aku envy.” gumam Dinda. “Eh.. Din seperfectnya orang dia juga pasti punya kelemahan. Uda tau kan kalau di atas langit masih ada langit? Biarin aja dia dibilang perfect. Toh kita juga punya keperfectkan lain dengan cara kita sendiri.” sahut Titi tidak mau kalah dan diiringi anggukan temannya yang lain.
            Bel berbunyi. Mereka semua pergi meninggalkan kantin dan menuju ke kelas. Waktu itu Dinda, Farah, Winda berada di belakang gerombolan cewek lain. “Kalau dipikir-pikir apa yang dikatakan Titi tadi menandakan bahwa dia lagi suka sama Nugi.” kata Winda dibarengi melongoan Dinda saat mendengarnya. “Lho, kamu kok bisa tau?” tanya Dinda. “Ya, tau lah Winda dan aku sudah lama ngamati gerak-gerik Titi. Dari dia milih Nugi jadi ketua kelas. Setelah itu waktu persami kemarin.Modus puolll. Pokoknya aku sama Winda sudah tau semua gossip. Kita kan mata dan telinga kelas X-A.” jawab Farah yang sedang asyik makan permen.
            Satu rahasia sudah terbongkar. Dan saat ini menunggu rahasia kedua kebongkar yang belum tahu siapa orangnya. Hingga di kelas….
            “Besok jadi ke Mall kita?” tanya Shifa ke Nudia. “Ya dong, besok kita kan sedikit free. Tidak ada PR, ulangan, guru-guru pada rapat. Daripada nunggu di kelas mampir ke Mall. Iya enggak Far?” tungkas Nudia. “Betul sekali. Kamu ikut kan Shif?” tanya Farah. “Iya, tapi kayaknya salah satu teman kita ada yang enggak ikut!” kata Shifa yang membuat suasana menjadi hening. “Ya pasti Titi lah.” sahut Winda yang baru datang langsung nyambung ke inti permasalahan. “Emang Titi kenapa?” tanya Nyus. “Kalian pada belum tahu gossip ini?” tanya Winda ke anak perempuan lain. “Belum, ayo cerita!” sahut Hana yang mulai memasang telinga untuk menyimak gosiip baru dari Winda. “Titi itu suka sama Nugi. Makanya dia enggak mau hang out bareng kita karena mau nemenin Nugi. Secara Nugi itu ketua kelas. kalau sewaktu-waktu ada guru ngasih tugas dadakan pasti sudah siap untuk menampungnya dan mulai memberitahu ke kita.” cerita Winda. Semua anak cewek yang berkumpul terheran-heran dan mulai setuju akan pernyataan dari Winda. Karena pada saat itu juga Titi sedang ngobrol dengan Nugi, Arya dan Baim dan lebih tepatnya obrolan itu mengarah ke Nugi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar